Turnover Karyawan Yang Tinggi Termasuk Aspek

Budaya Kerja yang Buruk

Lingkungan dan budaya kerja yang toxic tidak bisa dianggap sepele. Karyawan yang mengalami intimidasi, diabaikan, takut dimarahi terus menerus akan stress  sehingga kehilangan motivasi kerja.

Perusahaan bisa melakukan survei berkala tentang motivasi karyawan untuk mengatasi masalah ini. Lalu buatlah tindakan perbaikan agar tercipta suasana kerja yang sehat.

Inilah 5 Manfaat dan Jenis Training Karyawan untuk Perusahaan

Sekarang Anda sudah mengetahui faktor apa saja yang biasa menyebabkan tingginya angka turnover karyawan. Selain melakukan evaluasi internal perusahaan, ada baiknya juga menggunakan jasa pihak ketiga untuk membantu rekrutmen karyawan yang sesuai.

Anda bisa menggunakan layanan ALC recruitment dan assessment untuk mendapatkan talenta yang lebih tepat. Dengan memilih karyawan yang tepat sejak awal juga bisa mengurangi turnover.

Faktor penyebab turnover karyawan tinggi tidak selalu karena masalah gaji. Ada hal esensial lainnya yang menyebabkan karyawan mengundurkan diri, di antaranya adalah karena tidak ada kepuasan saat bekerja, minim kesempatan pengembangan karier, kepemimpinan yang buruk, dan budaya perusahaan yang tidak sehat.

Mengapa hal ini harus Anda ketahui? Sebab, turnover rate karyawan yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan Anda harus mengeluarkan waktu dan dana ekstra untuk proses rekrutmen dan pelatihan.

Oleh karena itu, di artikel ini Xperteam akan membahas lebih dalam faktor karyawan resign dan solusi untuk mempertahankan mereka, sehingga Anda sebagai pemimpin perusahaan atau HR bisa memperbaiki segera kekurangan bisnis Anda.

Tidak ada pengembangan karir yang jelas

Karyawan kemungkinan besar akan lebih memilih perusahaan dengan potensi pengembangan karir yang ditandai dengan jenjang karir beserta kriteria yang jelas. Tidak jarang mereka mencari perusahaan startup karena lebih fleksibel dan jenjang karir yang lebih tinggi cenderung lebih mudah digapai dibandingkan perusahaan korporat.

Apa Itu Turnover Karyawan?

Turnover karyawan adalah pergantian tenaga kerja dalam sebuah organisasi, yang terjadi ketika karyawan meninggalkan perusahaan secara sukarela (resign) atau tidak sukarela (diberhentikan). Turnover artinya perputaran atau pergantian tenaga kerja, dan dalam konteks perusahaan, ini dapat diukur melalui sebuah rumus turnover karyawan.

Employee turnover bisa menjadi indikator penting bagi organisasi. Turnover perusahaan adalah persentase karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam periode tertentu, biasanya dihitung setiap tahun. Turnover tinggi artinya perusahaan mengalami banyak kehilangan sumber daya manusia (SDM), yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor internal dan eksternal.

Atasan yang Menyebalkan

Kinerja atau sikap atasan yang buruk tentu menjadi alasan utama karyawan mengundurkan diri. Penyebab ini perlu kamu soroti apabila menemukan atasan yang bawahannya selalu keluar dari perusahaan, apalagi dalam waktu yang berdekatan. Mereka bukan tidak menyukai perusahaanmu, hanya saja tidak sanggup bekerja dengan atasan yang dianggap menyebalkan.

Fakta Tingkat Turnover yang Tinggi

Tingkat turnover berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai obyektif bisnis dan merupakan kunci yang perlu diperhatikan para eksekutif. Alasan orang-orang berhenti bekerja bervariasi dan perusahaan tidak selalu bisa menghentikannya.

Salah satu pengendali atrisi adalah demografi: pengunduran diri generasi baby boomer meningkat drastis beberapa tahun belakangan. Sedangkan milenial juga tidak menetap pada pekerjaan mereka untuk waktu yang lama, jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Di antara para karyawan, mereka yang berusia 60-64 tahun sudah bekerja paling tidak 10 tahun di pekerjaan terakhir mereka.

Kemudian ada isu pasokan dan tuntutan. Untuk peran tertentu dan di area tertentu, jumlah karyawan dengan skill yang tepat tidak cukup untuk memenuhi lowongan yang dibuka. Misalnya saja sering kita melihat selama bertahun-tahun terjadi kekurangan tenaga medis profesional, ilmuwan dan matematikawan, ahli perdagangan, insinyur, dan ahli IT. Tentu banyak kekurangan ini akan terus berlanjut bahkan dengan laju pengangguran yang lebih tinggi dari laju normal.

Pada akhirnya, karyawan menginginkan hal lebih dari perusahaan tempat mereka bekerja ― tidak hanya uang. Bahkan generasi baby boomer mencari lebih dari gaji yang stabil dan menyatakan bahwa bekerja untuk perusahaan dengan misi yang bertujuan jelas adalah prioritas utama. Survei LinkedIn’s Talent Trends 2020 menunjukkan bahwa seseorang ingin bekerja untuk perusahaan dan dengan rekan yang menginspirasinya.

Rekrut Kandidat yang Tepat Sejak Awal

Hal ini dipercaya oleh para rekruter sebagai salah satu cara yang ampuh untuk mengurangi tingkat turnover karyawan.

Tidak hanya mewawancara kandidat secara ketat namun pastikan bahwa mereka memiliki kemampuan yang kita butuhkan dengan proses onboarding yang efektif pula.

Sehingga mereka mampu sejalan dengan budaya perusahaan, atasan, dan rekan kerja mereka.

Baca juga: Memahami Basic HR Management, Bagaimana Pengelolaan yang Praktis?

Cari Kandidat yang Tepat

Turnover karyawan tinggi bisa pula disebabkan karena proses rekrutmen yang kurang tepat. Barangkali kamu menemukan kandidat karyawan yang bagus dan memutuskan untuk merekrutnya, tetapi mereka tidak memiliki nilai yang sama dengan perusahaanmu. Solusinya, kamu harus melakukan wawancara yang efektif selama proses rekrutmen. Selain keterampilan dan pengalaman, tanyakan pula mengenai kepribadian mereka agar kamu bisa mendapatkan karyawan yang sejalan dengan visi perusahaan.

RecruitFirst menyadari kalau proses rekrutmen membutuhkan waktu yang cukup lama dan menyita perhatianmu sehingga pekerjaan lain menjadi terbengkalai. Gunakan saja jasa outsourcing RecruitFirst dalam mencari karyawan untuk perusahaan. Ceritakan mengenai kebutuhanmu dan kami akan langsung mengeksekusinya. Hubungi kami segera dan hindari tingkat turnover karyawan tinggi bersama RecruitFirst!

As the business leader of RecruitFirst Indonesia, Debby brings over 13 years of industry experience to the team. With a wealth of knowledge across various industries, Debby excels at handling diverse roles and delivering exceptional results.

Dampak Turnover Karyawan Tinggi pada Kinerja Perusahaan

Ketika perusahaan merekrut seorang karyawan, tentunya ada biaya yang dikeluarkan. Mulai dari biaya iklan lowongan kerja, pelatihan kompetensi, kompensasi, tunjangan, dan biaya lainnya. Apabila angka turnover tinggi, artinya perusahaan harus kembali mengeluarkan biaya-biaya tersebut dari awal. Namun, jika perusahaan memilih untuk mencari karyawan berpengalaman biasanya gaji yang diharapkan pun juga cenderung tinggi.

Tidak hanya dari segi biaya, perusahaan juga rugi dalam hal waktu karena proses rekrutmen yang cukup panjang terlebih untuk posisi krusial seperti high level position. Proses training dan adaptasi karyawan baru pun juga turut memakan waktu karena mereka harus menyesuaikan diri dengan budaya perusahaan dan sebaliknya.

Berikan Tunjangan dan Manfaat Cuti

Tunjangan dan fasilitas kerja menjadi salah satu pertimbangan utama karyawan sebelum menerima pekerjaan. Mereka cenderung bertahan pada perusahaan yang memberikan jatah cuti yang cukup. Selain jatah cuti tahunan, sediakan juga jatah cuti hamil selama satu tahun pertama kehidupan anak. Kamu juga bisa memberikan tunjangan lainnya, contohnya tunjangan perjalanan tahunan atau tunjangan kunjungan ke dokter gigi.

Kalau kamu butuh panduan tentang cara mengatur besaran kompensasi, kamu bisa membaca artikel berikut ini: Pahami Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kompensasi Karyawan

Mengenal Pengertian Turnover dan Penyebabnya dalam Aktivitas Bisnis

Istilah turnover merupakan perputaran atau keluar masuknya karyawan yang lazim terjadi dalam organisasi atau perusahaan. Perputaran ini dapat dilihat tingkatannya apakah tepat atau cenderung menghambat kinerja perusahaan di masa kini atau mendatang. Tingkat efektivitas perputaran dapat dilihat berdasarkan jumlah tenaga kerja yang berhenti bekerja dalam periode waktu yang ditentukan.

Dilansir dari Matriano, turnover intention karyawan dalam suatu perusahaan terbagi dalam dua jenis, fungsional dan disfungsional. Jenis fungsional merupakan karyawan berkinerja rendah meninggalkan perusahaan secara sukarela, dan ini tergolong menguntungkan perusahaan. Kemudian jenis disfungsional adalah ketika karyawan berkinerja tinggi keluar dari perusahaan atas permintaannya sendiri, dalam hal ini terjadinya voluntary turnover merupakan kerugian bagi perusahaan.

Turnover disfungsional menjadi perhatian terbesar bagi manajemen karena dampak negatifnya terhadap kinerja umum perusahaan. Ada dua jenis turnover disfungsional, yaitu yang dapat dihindari serta yang tidak dapat dihindari. Perputaran/turnover yang dapat dihindari disebabkan oleh kompensasi yang rendah, ketidakcocokan pekerjaan, lingkungan kerja yang buruk, dan demotivasi.

Di sisi lain, turnover yang tidak dapat dihindari disebabkan oleh migrasi keluarga, penyakit serius, kematian, dan masalah pribadi lainnya. Perputaran yang dapat dihindari dapat dikendalikan dan organisasi perlu menerapkan strategi retensi untuk mengurangi perputaran karyawan dalam organisasi.